Pasang Iklan Gratis

Ekstremis Israel Cegat Truk Bantuan di Pelabuhan, Krisis Kelaparan di Gaza Kian Parah

 Kelompok ekstremis sayap kanan Israel dilaporkan mencoba menghalangi pengiriman bantuan kemanusiaan ke Jalur Gaza melalui Pelabuhan Ashdod, Selasa (27/5/2025).

Aksi ini dinilai memperparah krisis kelaparan yang telah mencapai tahap paling parah di wilayah tersebut.

Mengutip laporan Haaretz, sekitar 20 aktivis dari organisasi radikal Tsav 9 berkumpul di pelabuhan utama Israel itu.

Mereka menyatakan memblokir setiap truk bantuan yang ditujukan ke Gaza yang menurut mereka adalah musuh.

Pemerintah Israel diketahui menutup semua jalur masuk bantuan ke Gaza sejak 2 Maret 2025. 

Sejak saat itu, pengiriman makanan, obat-obatan, dan kebutuhan kemanusiaan lainnya terhenti, memicu krisis kemanusiaan yang makin mendalam.

Meski pemerintah Israel mengklaim telah mengizinkan bantuan masuk, hanya sekitar 100 truk yang benar-benar berhasil mencapai Gaza—angka yang disebut organisasi internasional tak sampai 1 persen dari kebutuhan dasar 2,2 juta penduduk Gaza.

“Tidak ada bantuan nyata yang masuk ke Gaza, meskipun tragedi kemanusiaan di sana terus memburuk,” ujar Direktur Kantor Media Pemerintah Gaza, Ismail Thawabteh kepada Anadolu. 

Ia menegaskan, kelaparan di Gaza telah mencapai fase 5 dalam skala keamanan pangan PBB yang diklasifikasikan sebagai kelaparan massal.

Sejak Oktober 2023, setidaknya 58 warga Palestina dilaporkan meninggal karena kelaparan.

Sebelumnya, pihak Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) juga mengeluarkan peringatan keras terkait situasi kesehatan di Gaza. 

Pihak WHO menyebut, 43 persen obat esensial dan 42 persen vaksin telah habis, dan tidak satu pun dari 51 truk bantuan medis WHO berhasil masuk ke Gaza hingga pekan ini.

“Bayangkan seorang dokter harus menangani pasien patah tulang tanpa anestesi, tanpa cairan infus, tanpa perban,” ujar Direktur Regional WHO, Hanan Balkhy.

Israel kini tengah menghadapi berbagai gugatan hukum internasional.

November lalu, Mahkamah Pidana Internasional (ICC) mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan mantan Menteri Pertahanan Yoav Gallant atas dugaan kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan di Gaza.

Selain itu, Israel juga sedang disidang di Mahkamah Internasional (ICJ) atas tuduhan genosida terhadap warga sipil Palestina.

Sejak agresi militer dimulai Oktober 2023, lebih dari 54.000 warga Palestina tewas, sebagian besar adalah perempuan dan anak-anak. 

Meski dunia internasional telah mendesak gencatan senjata, Israel tetap melanjutkan operasi militernya.

0 Response to "Ekstremis Israel Cegat Truk Bantuan di Pelabuhan, Krisis Kelaparan di Gaza Kian Parah"

Post a Comment