Sejajar AS dan Kalahkan Inggris, Mengapa Paspor Malaysia Begitu Kuat?

 Dalam Indeks Paspor Henley & Partner terbaru, Malaysia menempati peringkat ke-12 terkuat di dunia, sejajar dengan Amerika Serikat, bahkan melampaui Inggris yang kini berada di posisi lebih rendah.

Dikutip dari The Guardian, Rabu (15/10/2025), Henley & Partners merupakan firma konsultan yang berbasis di London dan fokus pada bidang kewarganegaraan serta kependudukan global.

Mereka telah menyusun daftar peringkat ini selama hampir dua dekade. Penilaian mereka didasarkan pada data resmi dari Asosiasi Transportasi Udara Internasional (IATA), yang memantau akses perjalanan lintas negara di seluruh dunia.

Dengan paspor ini, warga Malaysia bisa mengakses hampir 180 negara tanpa visa, atau cukup dengan visa on arrival maupun izin elektronik (ETA).

Kemudahan tersebut tidak datang begitu saja. Di baliknya ada kombinasi berbagai faktor yang menjadikan paspor Malaysia salah satu paling dihormati di Asia.

Mengapa paspor Malaysia begitu kuat?

Dikutip dari Says, Rabu (15/10/2025), kekuatan paspor bergantung pada tingkat kepercayaan negara lain terhadap pemegangnya.

Pemerintah asing cenderung memberikan akses bebas visa kepada negara yang dianggap stabil, aman, dan rendah risiko migrasi.

Dalam hal ini, Malaysia unggul berkat politik dalam negeri yang relatif tenang serta kebijakan luar negeri yang seimbang, tidak terlalu condong ke satu blok kekuatan global.

Selain itu, Malaysia termasuk pelopor dalam inovasi keamanan paspor.

Sejak 1998, Negeri Jiran ini sudah memperkenalkan paspor biometrik, jauh sebelum banyak negara maju mengadopsinya.

Langkah ini memperkuat reputasi bahwa dokumen perjalanan Malaysia sulit dipalsukan dan aman secara teknologi.

Keanggotaan dalam berbagai forum internasional seperti ASEAN, APEC, dan Persemakmuran juga memperluas jangkauan diplomatiknya, menumbuhkan kepercayaan di mata negara lain.

Tak heran jika Malaysia konsisten berada di 20 besar paspor terkuat dunia, hanya kalah dari Singapura, Korea Selatan, dan Jepang di kawasan Asia.

Selain faktor diplomasi dan reputasi internasional yang baik, ada sejumlah hal lain yang semakin memperkuat posisi paspor Malaysia di mata dunia.

Pertama, dari sisi fitur keamanan, paspor ini sudah memenuhi standar Organisasi Penerbangan Sipil Internasional (ICAO) dan dilengkapi teknologi biometrik terenkripsi, seperti sidik jari dan pemindaian iris mata, serta desain khusus yang hanya terlihat di bawah sinar ultraviolet, menjadikannya sangat sulit dipalsukan.

Kedua, faktor arus migrasi positif juga berperan penting. Malaysia lebih banyak menerima pekerja asing dibandingkan mengirimkan emigran ke luar negeri.

Kondisi ini membangun kepercayaan internasional bahwa warga Malaysia jarang menyalahgunakan izin kunjungan atau tinggal melebihi batas waktu di negara lain.

Ketiga, kekuatan lunak dan pengaruh ekonomi turut meningkatkan citra Malaysia. Pertumbuhan kelas menengah yang pesat membuat warga Malaysia dikenal sebagai wisatawan dan pelajar bernilai ekonomi tinggi di berbagai negara.

Kombinasi antara keamanan dokumen, reputasi diplomatik, dan perilaku warga yang dipercaya menjadikan paspor Malaysia salah satu yang paling berpengaruh di dunia, memungkinkan pemegangnya bepergian ke hampir 180 negara tanpa visa atau dengan izin masuk mudah.

Warisan diplomasi dan sejarah panjang yang menguntungkan

Kekuatan paspor Malaysia juga berakar dari warisan sejarah dan strategi diplomasi yang matang.

Sejak merdeka pada 1957, keanggotaan di Persemakmuran Inggris membuka akses awal ke negara-negara seperti Inggris, Kanada, dan Australia.

Pada masa Perang Dingin, Malaysia memilih jalan non-blok, menjaga hubungan baik dengan Barat maupun Timur tanpa berpihak secara ekstrem.

Sikap netral ini memperkuat citra Malaysia sebagai mitra yang dapat dipercaya.

Sebagai anggota pendiri ASEAN pada 1967, Malaysia ikut mendorong kemudahan mobilitas di kawasan Asia Tenggara.

Sementara itu, kampanye “Malaysia, Truly Asia” di era 1990-an memperkuat reputasi negara ini sebagai destinasi aman, modern, dan multikultural.

Terobosan besar terjadi pada 1998, ketika Malaysia memperkenalkan paspor biometrik pertama di dunia.

Inovasi itu menandai era baru dalam keamanan perjalanan internasional.

Sejak itu, reputasi Malaysia di mata dunia terus meningkat, ditopang oleh diplomasi yang seimbang dengan kekuatan besar di Asia dan Barat.